Tidak dapat dibohongi, film adalah salah satu karya seni yang mudah untuk dinikmati. Setiap seni yang dihadirkan dalam film tidak bisa dipisahkan oleh sentuhan magis dari sutradaranya. Sekarang, kita akan berkenalan dengan sang “Father of Blockbuster”, Martin Scorsese. Seorang seniman film yang lahir di daerah terpencil New York –desa Sisilia, Elizabeth Street.
Martin Scorsese, yang hangat dengan panggilan Marty berawal tumbuh dengan keinginan menjadi pastor. Namun, keinginan itu seketika berubah menjadi sutradara. Perubahan itu dipengaruhi oleh tempat tinggalnya. Sebuah desa yang terlihat memiliki para pekerja keras yang baik, ternyata terdapat kejahatan yang terorganisir. Mafia dengan kerah menutup dasi, kelompok yang terjebak dalam situasi tertekan, tertindas politik dan ekonomi yang dia temukan dan rasakan menjadi referensi yang kuat dalam penciptaan karyanya.
Pasca lulus dari New York University (NYU) dan memperoleh gelar Master of Arts degree pada tahun 1968, Scorsese memulai karirnya sebagai sutradara. film berjudul Taxi Driver (1976) yang menghujani banyak penghargaan menjadi pintu awal kesuksesannya. Karir nya semakin memuncak berkat “The Last Temptation of Christ” (1988) yang membawanya masuk dalam nominasi Oscar untuk Sutradara Terbaik. Akhirnya, penghargaan sebagai Sutradara Terbaik datang dari filmnya yang berjudul Goodfellas (1990) dalam Penghargaan Film Akademi Inggris.
Goodfellas (1990) adalah sebuah film yang menceritakan tentang kehidupan mafia dengan durasi 3 jam –panjang, namun jauh dari kata membosankan. Dia tidak hanya mampu memvisualisasikan kehidupan mafia yang brutal dan bengis, tapi Scorsese juga memperlihatkan sisi kesetiakawanan dan kekeluargaan yang dimiliki oleh mafia. Dalam film tersebut, Marty menunjukan keahliannya dalam menyatukan musik dengan scene. Adegan pembunuhan yang mengerikan dikolaborasikan dengan musik yang slow dan tenang membuat suasana semakin mencengkam.
Pencapaian yang sudah didapatkan, dibuktikan lagi dengan penghargaan dari film-film lainnya –The Aviator (2004), The Departed (2006), Hugo (2011), The Wolf of Wall Street (2013). Dari deretan karya dengan segala penghargaannya, “Hugo” menjadi film pertama dengan genre yang berbeda. Scorsese memperluas target pasar ke sektor anak-anak dengan melahirkan film yang berjenis petualangan anak-anak. Dalam film ini dia menunjukan kepandaiannya dalam memberikan efek visual pada sebuah naskah dengan sentuhan 3D, berbeda dengan film-film sebelumnya. Hasilnya, Film tersebut juga membawakan banyak penghargaan untuk dia.
Ketajamannya dalam melihat sisi yang berbeda dari manusia menjadi kunci sukses dari film yang dibuat oleh Martin Scorsese. Oleh karena itu, dia selalu pandai dalam membangun karakter pemain. Adegan dan musik di film Marty, selalu memiliki hubungan yang kuat. Suasana film yang dibangun tidak pernah lepas dari hubungan antara pemilihan lagu dan naskah yang ditulis. Karya ciptaan scorsese yang umumnya berjenis crime sedikit action, menjadikan dialog dan transisi sebagai senjata untuk menyerang sisi psikologis dan emosional para penontonnya.